Belajar menemukan narasi cara yang tidak biasa Isa Alamsyah Selama berhari hari terlibat editting karya Asma Nadia terbaru novel Jilb...
Belajar menemukan narasi cara yang tidak biasa
Isa Alamsyah
Selama berhari hari terlibat editting karya Asma Nadia terbaru novel Jilbab Traveer, Love Spark in Korea membuat saya justru belajar banyak.
Kalau kita edit tulisan pemula, saya banyak memberikan masukan ke penulis.
Tapi kalau mengedit tulisan penulis bestseller, saya justru banyak belajar dari tulisan tersebut..
Salah satunya kreativitas untuk menemukan cara lain untuk membuat narasi atau deskripsi.
Salah satunya kreativitas untuk menemukan cara lain untuk membuat narasi atau deskripsi.
Ketika menulis tentang hari sudah sore, penulis pemula umumnya menulis:
Hari sudah sore atau
Matahari mulai terbenam
Itu cara biasa
Tapi Asma menulisnya dengan
"Sore mulai menua. Matahari yang perlahan terbenam mengintip
malu dari gulungan awan. "
Hari sudah sore atau
Matahari mulai terbenam
Itu cara biasa
Tapi Asma menulisnya dengan
"Sore mulai menua. Matahari yang perlahan terbenam mengintip
malu dari gulungan awan. "
Menurut saya kalimat "sore mulai menua" itu kreatif.
Ketika menulis tentang menahan nangis, penulis pemula umumnya menulis:
Ia menahan tangisannya
Itu cara biasa
Tapi Asma menulisnya dengan
Rania menggigit bibir. Sepasang mata beningnya berjuang keras
menahan embun yang mendesak-desak keluar.
menurut saya " Sepasang mata beningnya berjuang keras
menahan embun yang mendesak-desak keluar." itu kreatif.
Ia menahan tangisannya
Itu cara biasa
Tapi Asma menulisnya dengan
Rania menggigit bibir. Sepasang mata beningnya berjuang keras
menahan embun yang mendesak-desak keluar.
menurut saya " Sepasang mata beningnya berjuang keras
menahan embun yang mendesak-desak keluar." itu kreatif.
Lalu apakah itu tidak efektif?
Dalam menulis kita dituntut efektif - dalam arti tidak mengulang hal yang tidak penting seperti Bagian 2 dalam 10 Dosa penulsi Pemula yaitu: dosa 6 (jelaskan yang sudah jelas), dosa 7 (menjamakkan yang sudah jamak), dosa 8 (mengulang keterangan yang sudah diterangkan) ,9 (berlebihan beri tekanan) , dan 10 (tidak selektif dan bertele-tele).
Dalam menulis kita dituntut efektif - dalam arti tidak mengulang hal yang tidak penting seperti Bagian 2 dalam 10 Dosa penulsi Pemula yaitu: dosa 6 (jelaskan yang sudah jelas), dosa 7 (menjamakkan yang sudah jamak), dosa 8 (mengulang keterangan yang sudah diterangkan) ,9 (berlebihan beri tekanan) , dan 10 (tidak selektif dan bertele-tele).
Akan tetapi kita boleh bahkan dianjurkan memilih ungkapan yang lebih panjang untuk kebutuhan artistik dan seni.
Rania menahan tangis - pendek efektif tapi biasa.
Mata bening Rania berjuang keras menahan embun yang mendesak-desak keluar (lebih panjang - tapi lebih artistik, lebih punya rasa dan lebih nyastra)
Rania menahan tangis - pendek efektif tapi biasa.
Mata bening Rania berjuang keras menahan embun yang mendesak-desak keluar (lebih panjang - tapi lebih artistik, lebih punya rasa dan lebih nyastra)
Jadi penulis harus pintar menemukan kalimat yang artistik.
Di satu sisi harus efektif tapi di sisi lain boleh berpanjang ria tapi kuat.
Di satu sisi harus efektif tapi di sisi lain boleh berpanjang ria tapi kuat.
Saya termasuk orang yang harus belajar banyak untuk itu, dan saya dapatkan ilmunya ketika editing.
Semoga bermanfaat.
COMMENTS