Isa Alamsyah Ingin punya buku sendiri? Mungkin kalau ini ditanya ke anggota KBM, sebagian besar akan menjawab "Ya. tentu saja!...
Isa Alamsyah
Ingin punya buku sendiri?
Mungkin kalau ini ditanya ke anggota KBM, sebagian besar akan menjawab "Ya. tentu saja!"
Masalahnya, apakah ada penerbit yang mau menerbitkan buku saya?
Mungkin kalau ini ditanya ke anggota KBM, sebagian besar akan menjawab "Ya. tentu saja!"
Masalahnya, apakah ada penerbit yang mau menerbitkan buku saya?
Dulu, kalau tidak ada penerbit yang menerbitkan buku yang kita buat, maka penulis hanya bisa pasrah mengais dari satu penerbit ke penerbit lain.
Tapi kini dengan adanya teknologi print on demand, self publishing atau indie publishing, itu bukan masalah lagi.
"Kalau tidak ada penerbit yang mau menerbitkan buku saya, ya sudah saya terbitkan sendiri saja!"
Tapi kini dengan adanya teknologi print on demand, self publishing atau indie publishing, itu bukan masalah lagi.
"Kalau tidak ada penerbit yang mau menerbitkan buku saya, ya sudah saya terbitkan sendiri saja!"
Kelihatannya positif, tapi apakah benar?
Seorang penulis pemula datang pada saya mengatakan menyesal menerbitkan bukunya secara indie, kenapa?
"Ada penerbit tertarik untuk menerbitkan karya saya, tapi begitu tahu sudah pernah diterbitkan indie. langsung gak jadi!"
Ya tentu saja ia menyesal karena ia punya peluang bukunya diterbitkan dengan oplah ribuan dan masuk toko buku ternama, kini harus batal hanya karena pernah mencetak buku tersebut puluhan saja.
Lalu apakah tidak boleh menerbitkan buku sendiri?
Ya tentu saja boleh tapi ada triknya.
Ya tentu saja boleh tapi ada triknya.
Kita harus berpikir cermat ketika memutuskan menerbitkan buku secara indie (terbit sendiri)
Apakah ini justru menjadi batu loncatan atau justru jadi jurang penghambat seperti penulis di atas tadi.
Kita harus tahu kapan buku yang diterbitkan indie akan dimusuhi penerbit major (bukunya tidak mau diambil), kapan dianggap sebagai pembuka (tetap diambil major).
Kita harus tahu kapan buku yang diterbitkan indie akan dimusuhi penerbit major (bukunya tidak mau diambil), kapan dianggap sebagai pembuka (tetap diambil major).
Jadi ada kalanya penerbitan indie adalah langkah bijak, kadang justru jadi langkah mundur karena berisiko menghambat karir buku kita.
Di workshop "Menulis buku Best Seller, Indie Label, Self Publishing atau Major Publishing" akan dibahas tip membuat indie menjadi batu loncatan bukan menjadi penghambat buku kita masuk ke major publishing.
Semoga bermanfaat
Workshop Pertama
Pernikahan A to Z, mulai dari mencari calon, menjalani pernikahan hingga membesarkan anak.
Rp 50.000
Sabtu tanggal 26 April jam 09.00 - 12.00
di Jakarta Desain Center, Slipi.
Pendaftaran Aeron 081282210742.
Pernikahan A to Z, mulai dari mencari calon, menjalani pernikahan hingga membesarkan anak.
Rp 50.000
Sabtu tanggal 26 April jam 09.00 - 12.00
di Jakarta Desain Center, Slipi.
Pendaftaran Aeron 081282210742.
Workshop Kedua
Menulis buku Best Seller, Indie Label, Self Publishing atau Major Publishing.
Rp 50.000
Sabtu tanggal 26 April jam 13.30 - 16.30
di Jakarta Desain Center, Slipi.
Pendaftaran Aeron 081282210742.
Menulis buku Best Seller, Indie Label, Self Publishing atau Major Publishing.
Rp 50.000
Sabtu tanggal 26 April jam 13.30 - 16.30
di Jakarta Desain Center, Slipi.
Pendaftaran Aeron 081282210742.
COMMENTS