Sebuah sms masuk dari Sita, sahabat saya yang juga moderator di milis pembacaanadia@yahoogroups.com , “Mbak, ada kurban di rumah cahay...
Sebuah sms masuk dari Sita, sahabat saya yang juga moderator di milis pembacaanadia@yahoogroups.com,
“Mbak, ada kurban di rumah cahaya tahun ini?”
Nyaris setiap tahun, sejak rumah cahaya di daerah Rawa Bebek, Penjaringan (wilayah pasar di kolong tol yang menuju bandara) memang menyelenggarakan kurban. Beberapa teman dari Multiply juga sempat ikut mengirimkan kurban mereka bagi para dhuafa dan keluarga yatim di sana.
Kehidupan masyarakat di wilayah kolong jembatan di sana memang miris.
Bangunan sederhana berukuran 2.5 x 3 meter yang menjadi warung baca dan kreativitas itu sendiri, terletak dekat dengan madrasah, namun juga tidak jauh dari lokalisasi pelacuran.
Bangunan sederhana berukuran 2.5 x 3 meter yang menjadi warung baca dan kreativitas itu sendiri, terletak dekat dengan madrasah, namun juga tidak jauh dari lokalisasi pelacuran.
Sebelum berdirinya rumah cahaya, maka hanya gelap yang melingkupi daerah rawa bebek. Maksiat di mana-mana. Judi marak, anak-anak kecil berusia tujuh tahun sudah mahir main domino dan meramaikan mesin cel net. Ketika malam, kemeriahan tumpah di pelacuran tidak jauh dari situ.
Anak-anak itu, pikir saya, mereka harapan kita mengubah dunia. Anak-anak itu harus sama-sama kita selamatkan. Bukan hanya dengan bantuan uang, tapi lebih dari itu lewat buku, sebagai jendela dunia… dan pendidikan.
24 April 2004 Rumah Cahaya Penjaringan berdiri.
Kaki-kaki kecil tanpa alas dengan semangat berlari menuju rumah baca itu. Tangan-tangan kurus mereka bolak-balik meraih buku. Anak-anak kecil yang terkadang membawa serta adiknya yang masih bayi, menunjukkan gambar demi gambar sambil berceloteh menceritakan isi buku.
Kaki-kaki kecil tanpa alas dengan semangat berlari menuju rumah baca itu. Tangan-tangan kurus mereka bolak-balik meraih buku. Anak-anak kecil yang terkadang membawa serta adiknya yang masih bayi, menunjukkan gambar demi gambar sambil berceloteh menceritakan isi buku.
Tidak hanya itu, belakangan rumah cahaya menyediakan TPA Gratis bagi anak-anak yatim tidak mampu. Mereka yang tidak yatim, boleh ikut dengan membayar sebagian kecil spp.
Bahkan bangunan kecil itu sempat menjadi saksi berlangsungnya sebuah akad nikah, karena kedua keluarga pasangan tidak punya uang untuk menyewa tempat. Sementara hanya akad yang mereka perlukan untuk menghindarkan kemaksiatan dan hidup tanpa menikah yang masih dipraktekkan warga tidak mampu, setempat.
Seorang kawan yang mengetahui proses berdirinya rumah cahaya ini, berkali-kali berkata kepada saya, “Nadia, berkah insya allah… berkah tempat itu.”
Alhamdulillah, rumah cahaya Penjaringan merupakan bentuk keajaiban, yang meski sederhana telah menaklukan kemustahilan. Saya dan kawan-kawan tidak punya uang cukup untuk membangun, waktu itu, hingga kami mendapat ide untuk menjual baju-baju bekas. Kisah usang yang terus saya gulirkan agar teman-teman lain yang memiliki keinginan serupa, tidak menyerah karena ketiadaan dana.
Selama hampir empat tahun, rumah cahaya penjaringan telah menjadi, barangkali satu-satunya cahaya yang memberi harapan bagi masyarakat sekitar kolong jembatan. Berbagai kegiatan untuk mengasah kreativitas juga digulirkan di sana.
Hingga saya mendengar kabar itu.
Seluruh rumah di kolong tol telah diratakan dengan tanah. Rumah Cahaya Penjaringan dan kios-kios lain di daerah pasar akan segera menyusul…
Seluruh rumah di kolong tol telah diratakan dengan tanah. Rumah Cahaya Penjaringan dan kios-kios lain di daerah pasar akan segera menyusul…
Untuk bangkit lagi sedikitnya dibutuhkan uang 15 sd 20 juta untuk membeli tanah di sekitar sana, sementara membeli rumah sederhana sekitar 50-60 juta an.
Bukan jumlah yang sedikit... tp dengan kebersamaan mudah-mudahan bisa diwujudkan. Jika tidak lantas kemana anak-anak kecil itu nantinya harus melarikan langkah mereka?
Di mana mereka akan membaca? Hingga dengan kesederhanaan mereka bisa melihat dunia luas terbentang di depan mereka? Agar adik-adik kecil kita berani bermimpi?
Di mana mereka akan membaca? Hingga dengan kesederhanaan mereka bisa melihat dunia luas terbentang di depan mereka? Agar adik-adik kecil kita berani bermimpi?
Buku telah mengubah saya.
Ya, saya satu diantara begitu banyak orang yang meraih semangat untuk menjadi seseorang, lewat buku. Buku juga telah mengubah kakak saya hingga selain menjadi penulis bisa menyelesaikan S2-nya.
Buku yang selalu dibelikan mami, bukan benda yang umum dibeli oleh keluarga-keluarga lain yang seperti kami, tinggal di samping rel kereta api, dulu. Bisa makan tiap hari sudah bagus. Membelikan buku bagi orang tua yang penghasilannya pas-pasan? Terlalu mewah!
Buku juga yang telah mengubah Joni Ariadinata. Hingga membawa langkahnya, yang awalnya hanya tukang becak, menjadi sedikit penulis yang diberi kesempatan untuk melihat tidak hanya Asia, tetapi juga Eropa.
Dan banyak lagi dari kita, bukan?
Buku telah menerbangkan kita begitu jauh. Meraih hal-hal yang dulu tidak terbayang di mata orang tua, menjejakkan kaki ke tempat-tempat yang lebih jauh. Bertemu dengan orang-orang yang dulu sama sekali tidak tergapai tangan …
Alhamdulillah.
Buku telah menerbangkan kita begitu jauh. Meraih hal-hal yang dulu tidak terbayang di mata orang tua, menjejakkan kaki ke tempat-tempat yang lebih jauh. Bertemu dengan orang-orang yang dulu sama sekali tidak tergapai tangan …
Alhamdulillah.
Jika saja kita bisa menyalakan semangat yang sama pada adik-adik kecil tidak mampu di sekitar kita. Menyalakan semangat mereka, melalui buku. Membiarkan mereka iqra…
Rumah Cahaya akan digusur.
Dalam keadaan seperti itu, saya bertanya pada diri sendiri,
Sebentar lagi Iedul adha, kurban seperti apakah yang tepat saya berikan untuk teman-teman di sekitar kolong tol penjaringan?
Dalam keadaan seperti itu, saya bertanya pada diri sendiri,
Sebentar lagi Iedul adha, kurban seperti apakah yang tepat saya berikan untuk teman-teman di sekitar kolong tol penjaringan?
Akankah Allah menerima sedikit bukti kecintaan saya jika melalui bentuk lain? Kurban saya dan teman-teman kali ini, barangkali untuk sejengkal tanah yang sangat diperlukan, agar Rumah Cahaya yang nantinya digusur, bisa segera tegak di tempat lain?
Ilmu agama saya minim.
Saya kembalikan ini pada hati teman-teman.
Jika bukan kurban, mungkin infak, sedekah, atau wakaf…berapa pun besar kecilnya...
Apa pun agar Rumah Cahaya Penjaringan bisa segera berdiri dan memulai hidup b
Saya kembalikan ini pada hati teman-teman.
Jika bukan kurban, mungkin infak, sedekah, atau wakaf…berapa pun besar kecilnya...
Apa pun agar Rumah Cahaya Penjaringan bisa segera berdiri dan memulai hidup b
aru.
Saya ngeri membayangkan kemana langkah-langkah kecil di sana akan beralih.
Begitu banyak jebakan maksiat yang akan mengunci hidup mereka, hingga tidak ada sesuatu yang besar menunggu mereka kecuali kegelapan…ketidakberdayaan yang bertahun-tahun dijalani orang-orang tua mereka.
Begitu banyak jebakan maksiat yang akan mengunci hidup mereka, hingga tidak ada sesuatu yang besar menunggu mereka kecuali kegelapan…ketidakberdayaan yang bertahun-tahun dijalani orang-orang tua mereka.
Alah, jangan biarkan itu terjadi.
Maka, kepadaMu yang Maha Kaya,
perkenankan saya meminta ya Allah...
Gerakkan hati mereka yang peduli
Gerakkan hati mereka yang memiliki kelapangan.
Tetapkan mereka pada kebaikan ya Allah
Dan beri keikhlasan mereka, balasan surga-Mu
perkenankan saya meminta ya Allah...
Gerakkan hati mereka yang peduli
Gerakkan hati mereka yang memiliki kelapangan.
Tetapkan mereka pada kebaikan ya Allah
Dan beri keikhlasan mereka, balasan surga-Mu
Allahumma Amin…
- uluran tangan rekan-rekan untuk menyelamatkan rumah cahaya penjaringan, bisa disalurkan melalui: Rek BCA an Asmarani Rosalba (nama asli asma nadia),
No. Rek 8690216192
No. Rek 8690216192
mohon sms atau email setelahnya untuk ketertiban amanah teman2 ke:
- Andi Birulaut 0818674667 (kordinator rumah cahaya pusat); birulaut3@yahoo.com
- Ida Zuraida: 081513979695 & 98830032 email: apriyanti.zuroida@unilever.com (kordinator "Selamatkan Rumah Cahaya Kami")
- Ida Zuraida: 081513979695 & 98830032 email: apriyanti.zuroida@unilever.com (kordinator "Selamatkan Rumah Cahaya Kami")
(dokumentasi foto: srisariningdiyah /eyiq... )
COMMENTS