oleh Isa Alamsyah Dulu sekali, saya membaca sebuah cerpen di Kompas. Kisahnya tentang seorang pemuda yang mau pergi haji.Tiket sudah s...
oleh Isa Alamsyah
Dulu sekali, saya membaca sebuah cerpen di Kompas. Kisahnya tentang seorang pemuda yang mau pergi haji.Tiket sudah siap, visa sudah keluar, koper dan kebutuhan lain sudah lengkap. Pokoknya tinggal beragkat.
Tapi ada yang membuat ia risau. Ayahnya sakit keras dan tidak mau terpisah dengannya walau sehari saja. Ia anak tunggal, sekalipun ada perawat atau pembantu, kehadirannya tidak tergantikan.
Singkat cerita ia selalu mencari cara agar ada bisa meninggalkan ayahnya dengan tenang untuk pergi haji, doa pun tak lepas dari keseharian.
Suatu hari ada keramaian di depan rumah sang pemuda. Tetangga sibuk memasang tenda dan menggelar kursi-kursi plastik. Bendera kuning dipasang diujung jalan dan di pagar rumah. Ambulan datang dan keranda pun masuk dan sesosok tubuh tanpa nyawa dipindahkan ke persemanyaman.
Sepasang mata menangis, air mata tak kunjung berhenti. Seorang ayah, tua, yang sakit keras, menangis menatap anaknya yang terbujur mati, karena sebuah kecelakaan. Pemuda itu mati sebelum sempat pergi haji.
***
Saat itu saya mengira akhirnya masalah terseselaikan karena ayahnya meninggal, seolah Allah memberinya kemudahan. Ternyata endingnya yang mati adalah sang anak yang kecelakaan sebelum pergi haji.
Kalau dianalisa, nampaknya si penulis sudah berencana demikain sejak awal. Si penulis memang ingin membuat si anak yang mati, tapi ia membuat jebakan-jebakan. detail bahwa anaknya sehat bapaknya sakit keras, detail yang membuat pembaca berharap si anak pergi haji, dan memberikan banyak detail yang membuat kita percaya bahwa si ayah sakit keras akan meninggal dalam waktu singkat. Jadi sudah disiapkan berbagai jebakan yang masuk akal, dan akhirnya pembaca tertipu dan kaget dengan endingnya.
Beberapa hari lalu saya juga terima BBM iseng.
Biasa lah, kita semua sering menerima broadcast kocak kan dari teman-teman di BBM?
Anggap saja saat ini kamu terima bbm dan membaca pesan ini":
"Mari kita belajar bahasa Mandarin 'Fresh and Fun.' And pasti bisa dalam 1 menit.
Tidak izin : Lu lan chang
Tidak setia : Lu she rong
Badan gede : Lu king kong
Tidak sopan : Lu sin chan
Tidak tahu diri : Lu xia lan
Yang norak : Wong kam fung
Yang jago : Wong fei hung
Yang suka BBM : Wong san thai
Yang suka ngerjain : Wong ie sheng
Yang banyak duit : Wong Zhu Gieh
Yang ngirim BBM : Wong khe ren..
Yang baca bbm : Wong nganggur
Ketika pesan ini dibuat sejak awal yang ngarang ingin bilang 'saya yang ngirim bbm orang keren' dan 'kamu yang baca bbm orang nganggur', tapi si pengarang membuat jebakan seolah-olah ini sekedar lucu-lucuan tapi ada serangan tak terduga ada di akhir.Kalau yang baca BBM sampai ngomong dalam hati: rese, sialan, konyol, itu berarti jebakannya berhasil.
Asma Nadia juga menerapkan ini dalam beberapa cerpennya, tidak semua, karena memang tidak semua cerpen harus memakai teknik ini.Tapi kalau kita membaca cerpen Ibu Pergi Sebulan (di buku kumpulan cerpen Ummi), atau Meminang Bidadari, teknik ini dipakai.
Nah sekarang kalau kamu mau meningkatkan kemampuan menulis dan membuat cerita coba buat jebakan dalam karya. Kalau berhasil maka endingnya jadi tidak terduga dan pembaca puas kalau tertipu.
Rumusnya
Saya mau endingnya A tapi saya maunya pembaca mengira B karena itu saya beri sedikit clue (petunjuk/lanjaran) tentang A tapi memberi banyak jebakan yang membuat percaya akan terjadi B, Setelah endingnya ternyata A, pembaca tertipu tapi berkata oh iya ya ada detail kecil yang saya luput.
Selamat mencoba!
COMMENTS